Kerja Di Startup Itu Gak Seperti Yang Kamu Bayangin
2408 x ditonton 2 tahun yang lalu
Startup atau perusahaan perintis menjadi primadona tempat kerja bagi banyak orang selama 10 tahun terakhir ini. Tapi kenapa ya banyak orang mau kerja di sana?
Apakah karena desain Kantornya yang bagus, kultur kerja yang unik, jam kerja fleksibel, serta boleh ke Kantor cuma pake kaos?
Hal-hal tersebut memang menjadi daya tarik dan kelebihan berkarir di perusahaan perintis. Namun bagaimana dengan kekurangannya? Seberapa berat pekerjaan yang harus dipikul, serta resiko apa saja yang hadir ketika seseorang bekerja pada sebuah perusahaan perintis?
Banyak alasan kenapa seseorang tertarik buat kerja di startup. Misalnya karena desain kantornya
yang lebih kaya tempat main, ketimbang tempat kerja. Tapi ditengah tren dan minat orang kerja di startup. Banyak isu yang beredar kalau kerja di Startup tuh bukan pilihan karir yang baik.
Oke pertama... Startup itu bukan cuma tempat kerja yang keren, atau ke Kantor bisa pake kaos.
Startup dalam bahasa Indonesia berarti perusahaan perintis. Artinya adalah bisnis atau usaha
yang baru saja dimulai. Namun dalam dunia bisnis, istilah startup secara spesifik mengacu
pada model bisnis atau usaha baru. Baru dalam konteks baru saja didirikan, dan memiliki model
bisnis serta produk yang baru.
Misalnya nih, kamu baru buka usaha jualan tomat di pasar. Apakah usaha kamu bisa dibilang startup? Karena model bisnis berjualan tomat di pasar sudah ada sebelumnya, serta produk yang kamu jual, yakni tomat tersebut sudah teridentifikasi. Maka tidak bisa disebut sebagai usaha perintis. Beda ceritanya kalau kamu jualan kulkas yang bisa ditanemin tomat dan bisa langsung panen di dalamnya. Karena produknya baru, dan bisnis modelnya belum teridentifikasi. Baru itu bisa
dibilang startup.
Bekerja di startup berarti kamu bakal berhadapan dengan hal-hal baru yang belum dijamah, juga
menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan sebelumnya. Ini berarti bekerja di Startup
memiliki ritma yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Seseorang dapat mengerjakan lebih
satu bidang pekerjaan. Terkadang harus dikerjakan dengan waktu yang singkat dan target yang besar. Ini semua sebagai upaya untuk figure out model bisnis dan produk yang dicita-citakan. Agar kelak mereka bisa move on dari Startup menjadi Enterprise sesungguhnya.
Hal-hal ini yang kemudian jadi alasan mengapa bekerja di startup direlasikan dengan tingkat stress yang tinggi, dan kesemrawutan. Wajar, namanya juga baru merintis. Itu kenapa pada umumnya kantor startup didesain seru dan se-playful mungkin, sebagai upaya counter tingkat stress karyawannya.
Namun.. Akan jadi gak wajar ketika kesemrawutan tersebut terjadi selama bertahun-tahun. Berarti
model startup tersebut belum nemuin model bisnis yang pas, atau produknya gak memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bekerja di startup berarti kamu bekerja pada sesuatu yang kelak bisa menjadi besar. Dengan
catatan kalau kamu dan tim-mu melakukan semuanya dengan benar. Kerja di startup berarti kamu akan banyak belajar, serta jadi tempat yang ideal untuk menempa mental.
Kesimpulannya, kerja di startup hanyalah satu dari sekian banyak opsi karir di luar sana. Dan emang
ini gak untuk semua orang. Agar kamu chill, berkarirlah sesuai dengan minat dan bakatmu. Bukan
karena ikut-ikutan.